PENELITIAN GERABAH BALONGAN

Desa balung Mulya
Learning Tour ini membahas tentang kehidupan masyarakat pengrajin gerabah.Sampai sekarang, mereka adalah generasi yang meneruskan tradisi pembuatan kerajinan dan perabotan dari tanah liat yang telah dilakukan oleh leluhurnya sebelum masa prasejarah.
    Kegiatan Learning Tour ini dilakukan pada hari Rabu, 5 Oktober 2022 yang diselenggarakan oleh siswa-siswi XI IPS 1-XI IPS 5, beberapa guru dan osis sebagai pendamping pelaksanaan kegiatan Learning Tour.Penyelenggaraan Learning Tour dilaksanakan di Desa Balongmulya, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang.Kedatangan kami di Desa Balongmulya disambut dengan baik oleh masyarakat sekitar.
    Ternyata selain kerajinan gerabah Desa Balongmulya juga terkenal dengan pantainya yang memiliki keindahan panorama yaitu Pantai Balongan. Selain keindahan panoramanya Pantai Balongan juga terkenal dengan rujak petisnya yang semakin menarik minat pengunjung.
    
•Asal Usul Desa Balongmulya
    Dulu dari turun temurun Desa Balongmulya ada yang menyebutnya dengan nama Bongko.Bisa dikatakan Bongko itu karena kebetulan adalah obong-obong kroko(bakar-bakar kroko). Kroko sendiri adalah tanaman menjalar yang banyak ditemui disawah. Menurut kepercayaan warga disana, punden cikal bakal Desa Balongmulya adalah putri yaitu Mbah Sih, sedangkan cikal bakal desa sebelah adalah laki-laki. Akhirnya, karena cikal bakal desa Balongmulya perempuan dan tidak bisa babat alas melainkan hanya bisa obong-obong (bakar-bakar), karena yang bisa babat alas hanyalah cikal bakal laki-laki.
    Jadi, beliau mbakar semua semak yang ada disana dengan perjanjian dimana abu yang jatuh ditanah itu akan menjadi tanah Bongko. Pada akhirnya abu itu ditiup angin hingga luar daerah, sehingga tanah Balongmulya sampai di Sendangwaru, Gandri, Sedan, dan Narukan. Namun, wilayah tersebut sudah dibebaskan karena dahulu tidak bertuan, dan bertuannya disesuaikan dengan nama kepala desa yang menjabat. Dahulu, kepala desanya Mbah Salim sehingga daerah itu dinamakan Salim. Kepala desa selanjutnya bernama Mbah Suhartono dan kemudian daerah tersebut diganti nama menjari Salim Suhartono. Setelah itu, digenerasi selanjutnya nama daerah diganti nama hingga menjadi saat ini.
    Tetapi dari hasil arkeolog Bongko dari kebahasaannya adalah Wongko. Dikarenakan lidah orang sana sehingga Wongko menjadi Bongko. Kemudian munculnya nama Balongan adalah jalan yang ada dipintu masuk sebelah sumur itu kalau bulan Jawa Selo hari rabu pahing digunakan untuk sedekah bumi, dan itu merupakan punden desa.
    Adanya kepercayaan dari nelayan dengan mengambil nasi dari sedekah bumi yang kemudian ditaruh dikapal, dan meminta barokah.

•Asal Usul Gerabah Balongan
    Asal usul gerabah dalam sejarah pembuatan gerabah sudah dibuat oleh nenek moyan desa tersebut sebelum masa prasejarah. Sejak tahun 1989 diera yang bisa disebut lebih maju dan sebelumnya baru ada rintisan pembuatan gerabah.

•Suasna dan Matapencaharian Masyarakat Sekitar
    Suasana masyarakat disana sangatlah asri. Keseharian dari warga masyarakat disana adalah bertani, membuat gerabah, mencari tanah liat dan bahan lainnya untuk pembuatan gerabah, memelihara sapi, dan mencari ikan bagi para nelayan dipesisir pantai Balongan.


    Di Desa Balongmulya kami kelompok 1 XI IPS 2 mendatangi rumah salah satu warga pengrajin gerabah yang bernama Mbah Tasriah, beliau sudah menjuarai lomba pembuatan gerabah. Mbah Tasriah membuat gerabah hanya sesuai pesanan yang dipesan saja. Menurut beliau harga gerabah yang beliau jual mulai dari Rp500 hingga Rp7.000 saja.
Foto Bersama Mbah Tasriah Pengrajin Gerabah
Bahan dan Alat Pembuatan Gerabah
-Bahan
    Bahan utamanya adalah tanah liat/lempung pilihan dan pasir halus.Tanah liat diambil dari lahan disekitarnya, sedangkan pasir halus diambil dari sungai telas.Bahan lainnya adalah abu halus.Tanah dan pasir dicampur dengan perbandingan 2,5 tanah, dan 1 bagian pasir.
-Alat
    Alat untuk pembuatan gerabah menggunakan alat-alat yang terdiri dari roda putar (merbot), tatap-pukul (medok), tatap dasar (sangklir). Alat-alat tersebut dibuat dibuat dari kayu, sedangkan tatap landas (selo) dibuat dari batu andesit, dan alat kerok (kerik) dibuat dari bahan bambu atau lempengan baja.

•Teknik Pembuatan
    Teknik pembuatan gerabah menggunakan marbot (roda putar) yang dikombinasikan dengan teknik pilin. Taburi marbot dengan abu halus, kemudian ambil segumpal tanah liat. Tanah liat diletakkan diatasi marbot, lali dibentuk berdasarkan bentuk yang diinginkan. Setelah jadi biarkan ditempat terbuka. Kemudian bentuk kembali dengan cara menghaluskan menggunakan kerik. Cara seperti itu hanya untuk beberapa wadah yang ditentukan. Beberapa gerabah dioles menggunakan peru. Peru merupakan tanah liat jenis lempung yang berwarna coklat muda, pengambilannya diambil dari Desa Kumba. Peru pada umumnya dibubuhkan pada bagian tutup, tepian lebar, dan bagian badan pada benda-benda dari jenis kekep dan genuk.
    Dalam proses pembakaran menggunakan teknik terbuka (open firing), bahan bakar yang digunakan adalah jerami dan sekam. Gerabah yang akan dibakar diletakkan diatas tumpukan jerami dan sekam, kemudian jerami dan sekam dibakar.

•Ptoblem Saat Ini
-Jerih payah yang tak sesuai dengan harga gerabah
-Adanya pesaing dengan produk plastik, dan logam
-Tidah tahunya cara penjualan secara online
-Sedikitnya generasi penerus pembuatan gerabah

•Harapan Masyarakat
-Gerabah bisa dijual secara online
-Harga gerabah naik dipemasaran
-Minat para generasi muda untuk meneruskan usaha pembuatan gerabah.

Foto Sarasehan di Pantai Balongan dengan Bapak Ali Selaku Sekretaris Desa Balongmulya
Foto Kegiatan Pembuatan Gerabah.

*foto hasil kerajinan gerabah
Kelompok 1 XI IPS 2
Learning Tour Gerabah Balongan

Amelia Rahayu Putriyaningsih (4)
Azimatun Najikhah (8)
Erik Rizki Ardianto (11)
Erna Puspita Sari (12)
Irfa Cindy Aulia (14)
Irwanun Najin (15)
M. Ainur Rofiq (17)
Nur Roikhana Zahro (24)
Siti Nurnadila (32)
Syamsul Anwar (33)
Vanny Nur Safitri (35)
Zahra Rani Kartika Sutriman (36)

Postingan populer dari blog ini

HASIL LAPORAN OBSERVASI PERUBAHAN SOSIL

KELOMPOK SOSIAL PEMBUATAN GERABAH BALONGAN